Belum lengkap rasanya jika berkunjung ke Ponorogo
tidak membawa pulang jajanan manis, legit, dan lembut khas Kota Reyog satu ini,
Jenang namanya. Di Ponorogo terdapat banyak rumah produksi jenang. Salah satu
jenang legendaris adalah Jenang Mirah, yang terletak di Kecamatan Jetis,
sekitar 7 Km dari Alun-alun kota Ponorogo.
Disebut legendaris karena Jenang Mirah ini sudah mulai
produksi sejak tahun 1955. Di kota lain, Jenang lebih dikenal dengan nama
Dodol. Sedangkan Mirah sebenarnya adalah nama pemilik yang merintis usaha
pembuatan jenang di desa Josari, kecamatan Jetis Ponorogo. Penyematan nama
Mirah ini akhirnya dijadikan identitas yang membedakan jenang ini dengan
produksi jenang rumahan lainnya.
Bahan baku Jenang Mirah adalah bahan-bahan pilihan
dengan kualitas baik. Bahan-bahan ini dipasok langsung dari luar kota, bahkan
hingga luar pulau Jawa seperti dari pulau Sumatera. Sementara itu, Jenang Mirah
dibuat menggunakan resep turun temurun yang masih bertahan hingga sekarang.
Komposisi dan takaran pembuatannya juga masih tetap dijaga. Inilah yang membuat
cita rasa dan tekstur Jenang Mirah masih tetap melegenda. Cita rasa manis legit
yang dimiliki Jenang Mirah bertambah unik karena ada sentuhan aroma sangit yang
diperoleh dari proses pemasakan jenang yang menggunakan tungku kayu bakar.
“Dulu itu ada wisatawan Australia,
katanya, ini makanan yang dibuat secara tradisional, rasanya lain dengan yang
diproduksi oleh pabrik,” cerita Pak Handoko, putra termuda Ibu Mirah.
Terdapat empat jenis jenang yang dijual di Jenang
Mirah, yaitu jenang ketan, jenang beras, jenang campur, dan jenang waluh.
Menurut Pak Handoko, konsumen lebih banyak berminat membeli jenang campur yang
terbuat dari tepung beras dan tepung ketan. Sementara jenang waluh diproduksi
hanya saat musim buah waluh tiba. Karena Jenang Mirah termasuk jajanan basah
yang tidak menggunakan pengawet sama sekali, maka makanan ini hanya tahan
selama 5 hingga 7 hari.
Sebelum mendirikan toko di rumahnya, Ibu Mirah
menjajakan jenang produksinya dari pasar satu ke pasar yang lain, juga di
kereta-kereta yang saat itu masih beroperasi. Seiring berjalannya waktu, pada
tahun 1980-an Ibu Mirah membuka toko kecil untuk melayani para konsumen yang
akhirnya berkembang hingga saat ini.
Keberadaan Jenang Mirah membawa berkah tersendiri bagi
para tetangga. Pasalnya, outlet Jenang Mirah ini tidak hanya menjual produk
olahannya, namun juga menjual produk-produk yang dibuat oleh para tetangga.
Selain itu, Jenang Mirah juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
sekitarnya sehingga dengan ini dapat meningkatkan perekonomian warga desa
Josari.
Jenang Mirah telah ramai dikenal hingga luar kota,
bahkan hingga mancanegara. Tidak heran jika setiap hari outlet Jenang Mirah
ramai pengunjung. Terlebih ketika musim liburan dan lebaran tiba, outlet Jenang
Mirah pasti dipadati pembeli baik dari dalam maupun luar kota.
Anda bisa mengunjungi pusat oleh-oleh Jenang Mirah
yang beralamatkan di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek KM 7, dekat Pondok Modern
Gontor Ponorogo.
Jika berkunjung ke Ponorogo, jangan lewatkan membeli
jajanan khas Ponorogo ini sebagai buah tangan Anda.
Salam Pariwisata!!
0 komentar:
Posting Komentar