Kamis, 08 September 2016

INDUSTRI JENANG MIRAH KHAS PONOROGO





Belum lengkap rasanya jika berkunjung ke Ponorogo tidak membawa pulang jajanan manis, legit, dan lembut khas Kota Reyog satu ini, Jenang namanya. Di Ponorogo terdapat banyak rumah produksi jenang. Salah satu jenang legendaris adalah Jenang Mirah, yang terletak di Kecamatan Jetis, sekitar 7 Km dari Alun-alun kota Ponorogo.
Disebut legendaris karena Jenang Mirah ini sudah mulai produksi sejak tahun 1955. Di kota lain, Jenang lebih dikenal dengan nama Dodol. Sedangkan Mirah sebenarnya adalah nama pemilik yang merintis usaha pembuatan jenang di desa Josari, kecamatan Jetis Ponorogo. Penyematan nama Mirah ini akhirnya dijadikan identitas yang membedakan jenang ini dengan produksi jenang rumahan lainnya.
Bahan baku Jenang Mirah adalah bahan-bahan pilihan dengan kualitas baik. Bahan-bahan ini dipasok langsung dari luar kota, bahkan hingga luar pulau Jawa seperti dari pulau Sumatera. Sementara itu, Jenang Mirah dibuat menggunakan resep turun temurun yang masih bertahan hingga sekarang. Komposisi dan takaran pembuatannya juga masih tetap dijaga. Inilah yang membuat cita rasa dan tekstur Jenang Mirah masih tetap melegenda. Cita rasa manis legit yang dimiliki Jenang Mirah bertambah unik karena ada sentuhan aroma sangit yang diperoleh dari proses pemasakan jenang yang menggunakan tungku kayu bakar.
“Dulu itu ada wisatawan Australia, katanya, ini makanan yang dibuat secara tradisional, rasanya lain dengan yang diproduksi oleh pabrik,” cerita Pak Handoko, putra termuda Ibu Mirah.

Terdapat empat jenis jenang yang dijual di Jenang Mirah, yaitu jenang ketan, jenang beras, jenang campur, dan jenang waluh. Menurut Pak Handoko, konsumen lebih banyak berminat membeli jenang campur yang terbuat dari tepung beras dan tepung ketan. Sementara jenang waluh diproduksi hanya saat musim buah waluh tiba. Karena Jenang Mirah termasuk jajanan basah yang tidak menggunakan pengawet sama sekali, maka makanan ini hanya tahan selama 5 hingga 7 hari. 

Sebelum mendirikan toko di rumahnya, Ibu Mirah menjajakan jenang produksinya dari pasar satu ke pasar yang lain, juga di kereta-kereta yang saat itu masih beroperasi. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1980-an Ibu Mirah membuka toko kecil untuk melayani para konsumen yang akhirnya berkembang hingga saat ini.
Keberadaan Jenang Mirah membawa berkah tersendiri bagi para tetangga. Pasalnya, outlet Jenang Mirah ini tidak hanya menjual produk olahannya, namun juga menjual produk-produk yang dibuat oleh para tetangga. Selain itu, Jenang Mirah juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya sehingga dengan ini dapat meningkatkan perekonomian warga desa Josari.
Jenang Mirah telah ramai dikenal hingga luar kota, bahkan hingga mancanegara. Tidak heran jika setiap hari outlet Jenang Mirah ramai pengunjung. Terlebih ketika musim liburan dan lebaran tiba, outlet Jenang Mirah pasti dipadati pembeli baik dari dalam maupun luar kota.
Anda bisa mengunjungi pusat oleh-oleh Jenang Mirah yang beralamatkan di Jalan Raya Ponorogo-Trenggalek KM 7, dekat Pondok Modern Gontor Ponorogo.
Jika berkunjung ke Ponorogo, jangan lewatkan membeli jajanan khas Ponorogo ini sebagai buah tangan Anda.

Salam Pariwisata!! 





0 komentar:

Posting Komentar

About me

About me

Labels

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.

Ads 468x60px

Followers

Featured Posts

Social Icons

Pages

Popular Posts

Recent Posts